Rabu, 27 November 2019

Nama Orang Bau Tanah Di Aplikasi Kartu Kredit

Pentingnya nama orang bau tanah di aplikasi kartu kredit Nama Orang Tua di Aplikasi Kartu  Nama Orang Bau Tanah Di Aplikasi Kartu Kredit
Pentingnya nama orang bau tanah di aplikasi kartu kredit. image: wordpress.com.
Mungkin Anda pernah bertanya meski hanya di dalam hati tentang: mengapa setiap kali kita mengisi aplikasi kartu kredit selalu membutuhkan nama orang bau tanah khususnya nama ibu kandung (mother maiden name)? Bahkan untuk ketika ini jikalau kita membuka rekening tabungan di bank mana saja wajib membubuhkan nama tersebut. Padahal dulu tidaklah demikian. Mengapa? Kami akan menjelaskannya secara singkat di bawah ini.


Nama orang bau tanah yang diharapkan biasanya yakni nama ibu. Dan biasanya yakni nama ibu kita sebelum beliau berkeluarga (menikah). Mengapa harus sebelum berkeluarga? Sebab banyak peristiwa di mana jikalau seorang wanita menikah maka akan mengikuti nama marga atau nama dari suaminya. Contoh contohnya awalnya berjulukan Angela Chang tetapi setelah menikah contohnya dengan Andi Tertular maka dapat saja namanya berganti menjadi Angela Tertular. Ada penambahan nama belakang "Tertular" yang artinya mengikuti nama sang suami. Makara sudah berubah. Kurang lebih ibarat itu.

Memang tidak ada kewajiban dari bank bagi kita untuk mengisi persis nama ibu. Bisa saja nama sebelum menikah atau sehabis menikah. Yang niscaya nama tersebut harus kita kenal dan benar-benar merupakan nama ibu kita. Pertanyaannya kini adalah: mengapa bukan nama ayah yang dipergunakan? Alasannya sederhana karena: tidak ada insan yang melupakan nama ibunya! Kalau ada yang melupakan nama ibu mereka sungguh keterlaluan. Meski seorang ibu dapat saja kejam pada putra-putrinya namun tetap saja namanya dikenal. Kalau ibu yang kejam biarlah itu menjadi masa kemudian dan jalan hidup kita. Yang penting jangan mengulangi kesalahan orang bau tanah buat belum dewasa kita di kemudian hari. Kalau masih melaksanakan hal yang sama boleh dibilang mungkin memang garis keturunan kita sudah menjadi kutukan semenjak awal. Sejarah dan peristiwa terus terjadi silih berganti meski sudah generasi ke sekian.

Mengapa bukan nama ayah kandung yang dipergunakan? Jelas akan perkara alasannya yakni dapat saja ada orang yang tidak mengenali nama bapaknya. Misalnya dulu sang ibu hamil lantaran diperkosa ibarat perkara pelecehan seksual kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Atau tiba-tiba waktu dulu ibu melahirkan di luar nikah di mana calon suaminya atau pacarnya kabur tidak mau bertangungjawab. Jelas akan susah menelisik dan menelusuri siapa nama ayah dari calon si bayi. Makara bagaimana si anak dapat mengenali nama ayah mereka? Makara bankir sudah menghitung secara detil hal-hal sepele ibarat ini dari awal. Dari sini Anda niscaya sadar bahwa betapa pintar, berakal dan mungkin liciknya orang bank bahkan melebihi kepintaran politisi. Biar kondusif mana nama ibu yang dipergunakan alasannya yakni setiap orang niscaya tahu nama ibunya. Memang dalam beberapa perkara ada juga anak yang diadopsi oleh orang lain dan merahasiakan nama orisinil kedua orang bau tanah mereka. Tetapi ini perkara yang relatif lebih sedikit. Untuk perkara Istimewa ini tentu saja nama ibu angkat yang dipergunakan. Intinya yakni nama ibu.
 
Kegunaan Nama Ibu

Sekarang yang jadi pertanyaan lanjutannya adalah: mengapa perlu nama ibu? Sudah terang untuk otentifikasi dan verifikasi keaslian data. Setiap kali Anda mengajukan permohonan aplikasi kartu kredit, bank akan melaksanakan verifikasi semua data yang ada termasuk nama orang tua. Bank hanya ingin memastikan bahwa yang mengisi atau mengajukan permohonan kepemilikan kartu kredit tersebut yakni diri kita dan bukan orang lain apalagi sales kartu kredit. Sebab banyak peristiwa hanya untuk mengejar setoran atau penghasilan banyak sales kartu kredit yang mengisi aplikasi padahal si nasabah tidak mengharapkannya. Dengan begitu sales mendapat komisi namun alhasil kartu kredit dikembalikan si nasabah. Bank merasa dirugikan alasannya yakni harus membayar komisi penjualan sementara konsumen mengembalikan kartu tersebut.

Pada ketika bank melaksanakan verifikasi ulang kemudian kita menjawab salah nama ibu, secara otomatis bank tahu bahwa bukan kita yang mengisi atau mengajukan aplikasi kartu kredit tersebut. Kalau benar tentu tidak salah dalam menjawab nama orang tua. Permohonan tersebut pun eksklusif dicoret oleh bank alias tidak disetujui. Sebab memang bukan orangnya dan memang tidak butuh kartu kredit.

Kegunaan nama orang bau tanah (ibu) tidak hingga di proses permohonan kartu kredit saja. Pada ketika kita sudah menjawab dengan benar sesuai dengan yang kita tulis atau kita isi, bank akan melaksanakan kroscek ulang ke pihak lain ibarat alamat saudara tak serumah. Bank ingin memastikan benarkah nama orang bau tanah kita demikian. Jika ternyata nama orang bau tanah kita berbeda diucapkan oleh pihak saudara tidak serumah tersebut, sudah niscaya permohonan kartu kredit tersebut juga akan ditolak. Karena dianggap datanya tidak kredibel dan tidak bagus. Bagaimana mungkin dapat berbeda nama orang bau tanah kita? Bankir bukan orang bodoh.

Contoh lain: contohnya suatu hari kartu kredit kita hilang dan kebetulan ditemukan orang yang bermental maling. Katakanlah si maling ini kebetulan namanya sama dengan nama kita. Sungguh hokky si maling ini. Karena beliau merasa bahwa nama di kartu persis sama dengan namanya. Cepat-cepat dirinya menuju minimarket atau toko emas terdekat berbelanja. Pas ketika bertransaksi tiba-tiba tidak dapat alasannya yakni kita sudah melaporkan kehilangan kartu tersebut.

Sistem perbankan akan melaksanakan verifikasi suplemen alasannya yakni laporan kartu hilang kok masih dapat dipergunakan berbelanja? Katakanlah si maling ini juga pandai menjiplak tanda tangan kita atau gesit cepat-cepat bikin KTP bodong atas nama kita. Mesin EDC dapat mengeluarkan arahan ibarat menanyakan nama orang bau tanah ibarat ini. Otomatis kasir yang membaca tampilan layar akan bertanya siapa nama ibu kandung kepada si maling tersebut. Jika beliau salah menyebutnya atau aiueo termenung maka berakhirlah sudah karier beliau menjadi maling. Akan diboyong satpam menginap dan makan gratis di hotel milik pemerintah (penjara). Lebih lezat toh dihidupi pemerintah daripada luntang lantung jadi maling kelaparan.
  
Sponsored links:

Sumber http://www.mafiakartukredit.com
Sumber https://oketemplatenews.blogspot.com