Minggu, 14 Juli 2019

10 Mitos Mempersiapkan Pensiun

Dana hari renta atau pensiun saya rasa masih merupakan sebuah konsep yang gres bagi masyarakat luas di Indonesia, apalagi perencanaannya. Banyak yang mungkin masih merasa bahwa perencanaan dana hari renta dan pensiun perlu bagi mereka yang sudah mendekati pensiun, bukan bagi orang yang masih muda apalagi masih menikmati masa lajang. Nikmati segala sesuatunya selagi muda, biarkan hari renta tiba dengan sendirinya. Lucunya, banyak generasi muda dikala ini yang memimpikan pensiun dini (keluar dari pekerjaan) dan berharap sanggup dengan hening menikmati usia muda dengan kekayaan berlimpah. Berikut yakni beberapa mitos perihal hari renta yang perlu diperhatikan semoga tidak sengsara di masa renta kelak.

Mitos #1 : Persiapan Pensiun Saya Sudah Disiapkan oleh Perusahaan dan Negara

Ada 2 sumber dana hari renta yang sanggup anda peroleh bila anda yakni karyawan dari sebuah perusahaan, yaitu uang pesangon yang disediakan perusahaan dan manfaat Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan. Jangan terjebak delusi bahwa perusahaan dan negara akan benar-benar menyediakan dana hari renta dan masa pensiun anda dengan nyaman. Perusahaan dan negara hanya membantu anda menyisihkan sebagian kecil penghasilan untuk mendanai hari tua. Menurut perhitungan kami selama ini mungkin hanya sekitar 16-20% dari kebutuhan pendapatan hari renta yang sanggup dipenuhi untuk hidup sederhana. Jika anda mengikuti jadwal Dana Pensiun dari perusahaan angka ini akan meningkat, namun juga tidak terlalu banyak. Anda harus melaksanakan sesuatu untuk menjaga kebutuhan masa pensiun kelak dengan mempersiapkan sendiri perencanaan dana hari tua.

Mitos #2 : Saya Sudah Menyisihkan 10% dari Pendapatan Saya untuk Pensiun

Beberapa dari kita ada yang sudah memulai untuk menyisihkan sebagian penghasilan dalam jadwal Pensiun. Yang harus diingat dari tabungan anda ini yakni biasanya kebanyakan orang tidak memonitor berapa tingkat laba yang harus diraih untuk memenuhi kebutuhan pensiun kelak. Jika penempatan investasinya terlalu konservatif, maka laba investasinya pun tidak banyak. Rasanya terlalu muluk bila kita punya harapan mempersiapkan masa pensiun sejahtera dengan sedikit pengorbanan (10% dari pendapatan) selama usia produktif kita untuk membiayai masa pensiun yang panjang (bisa mencapai 20 tahun masa pensiun). Merencanakan portofolio investasi yang baik untuk masa pensiun sanggup membantu memaksimalkan tingkat laba yang sanggup diraih.

Mitos #3 : Biar Anak-anak yang Nanti Mensupport Hari Tua

Dahulu rata-rata keluarga mempunyai anak lebih banyak dari keluarga moderen masa kini. Kehidupan orang renta jaman dahulu pun lebih banyak di pedesaan daripada di perkotaan. Artinya, biaya hidup masa pensiun yang sanggup disokong oleh anak lebih memungkinkan alasannya banyaknya anak yang saling berkontribusi dan biaya hidup yang lebih renda. Namun, alasannya daya tarik kehidupan perkotaan, banyak keluarga moderen kini yang tinggal di perkotaan (dan kemungkinan menikmati masa pensiunnya di perkotaan) dengan tingkat biaya hidup yang tinggi. Begitu pula dengan jumlah anggota keluarga, rata-rata keluarga moderen mempunyai jumlah anak yang sedikit (1 - 2 orang anak). Usia janji nikah juga mengalami perubahan. Kemungkinannya yakni ketika pensiun, bawah umur mungkin belum sanggup mensupport diri mereka sendiri secara finansial alasannya masih berada di awal karir, apalagi mensupport kehidupan kita di hari tua.

Mitos #4 : Saya akan Terus Bekerja

Pilihan lainnya alhasil jatuh kepada ekspektasi untuk terus bekerja di masa tua. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh AXA di tahun 2012, rata-rata pensiunan berharap untuk sanggup terus bekerja ketika memasuki masa pensiun. Namun, pada kenyataannya hanya 1 dari 4 orang yang dipekerjakan kembali. Kecuali anda mempunyai perusahaan anda sendiri, maka sebaiknya anda mempersiapkan diri semenjak dini jenis pekerjaan atau profesi atau perjuangan apa yang akan anda tekuni di masa pensiun anda kelak.

Mitos #5 : Bisnis Saya yang akan Membiayai Pensiun Saya

Bagi para pengusaha, kata-kata pensiun seringkali jarang terdengar. Mereka sangat termotivasi dengan perjuangan yang mereka lakukan dan kesibukan menjalankan perjuangan membuat para pemilik bisnis seringkali tidak mempunyai waktu untuk mempersiapkan pensiun mereka sendiri. Pada alhasil selalu ada resiko bagi para pemilik bisnis yang mengakibatkan mereka mau tidak mau harus meninggalkan bisnis mereka. Entah alasannya meninggal dini, gangguan kesehatan atau alasannya kondisi sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjalankan bisnisnya. Sebuah planning suksesi bisnis sangat penting semoga alhasil bisnis yang berjalan sanggup benar-benar mensupport kehidupan masa pensiun para pemilik bisnis.

Mitos #6 : Aset Saya Sudah Mencukupi Untuk Pensiun

Menurut survey, hanya 25% dari total karyawan yang betul-betul mengerti berapa kebutuhan dana hari renta yang diharapkan untuk mempertahankan gaya hidup dan menjaga resiko kesehatan di hari tua. Jika anda belum betul-betul menghitung berapa total kebutuhan dana hari tua, sebaiknya ketika 10 tahun menjelang pensiun ada baiknya kita sudah memperhitungkan dari mana saja sumber pendapatan pensiun dan bagaimana menutupi kekurangannya bila ada.

Mitos #7 : Pendapatan Saya Sekarang Tidak Memadai Untuk Investasi Hari Tua

Alasan ini yang sering dilontarkan yang berakibat seseorang menunda untuk menabung di masa pensiun. Banyak yang berpikir bahwa investasi membutuhkan dana yang besar. Padahal kini banyak produk investasi yang sanggup dimulai dengan biaya yang sangat murah. Mulai dari ratusan ribu per bulan atau bahkan ada yang cukup Rp 50 ribu per bulan. Tidak ada jaman yang lebih gampang untuk berinvestasi selain jaman kini alasannya begitu banyak instrumen yang sanggup dipakai dengan biaya yang terjangkau.

Mitos #8 : Saya Sudah Memikirkannya

Mempersiapkan pensiun yakni persiapan jangka panjang. Memikirkan persiapan pensiun sudah satu langkah, namun memikirkan masa pensiun saja tidak cukup. Untuk membuat masa depan, kita perlu bertindak dan mempunyai rencana. Mulai dengan teladan dan gaya hidup sederhana, membuat surplus dan menabung. Belajar untuk membuatkan uang dengan investasi.

Mitos #9 : Saya Siap Hidup Sederhana di Masa Pensiun

Bayangkan hal ini. Saya minta anda untuk mengurangi pengeluaran anda sampai 60% dalam bulan ini dan seterusnya. Anda niscaya akan pusing memikirkan pengeluaran apa saja yang harus dipangkas semoga tujuan ini sanggup terwujud. Dan dampaknya yakni kenyamanan anda menjadi terganggu. Sadarilah bahwa kita terbiasa hidup dalam zona nyaman. Dan menurunkan zona nyaman ini sangat tidak mengenakkan dan sulit. Lebih baik berkorban kini untuk masa depan yang lebih nyaman daripada sebaliknya.

Mitos # 10 : Saya akan Mempersiapkannya Nanti Ketika Ada Surplus

Yang harus kita akui sebagai insan yakni seringkali keputusan keuangan kita tidak rasional. Banyak keinginan dan kenyamanan yang ingin kita nikmati. Akibatnya berapapun nilai pendapatan yang diterima dikala ini seringkali tidak mencukupi dan bahkan kurang. Jika kita mau mengkoreksi kembali kebutuhan kita dan memprioritaskan keuangan kita kembali, bukan mustahil alhasil kondisi keuangan kita menjadi surplus. Motivasi dari dalam diri yang berpengaruh untuk memperbaiki keuangan sanggup merubah kondisi yang tadinya defisit menjadi surplus. Dan yang penting yakni mempersiapkannya semenjak dini kini juga. Anda sanggup mencoba dengan mengurangi satu saja kebiasaan harian yang rutin dilakukan dan sanggup menghemat pengeluaran anda dan membuat satu hobi produktif yang menghasilkan pemanis penghasilan. Dengan cara ini saya yakin anda sanggup menghasilkan surplus yang selama ini hanya jadi angan-angan.

Semoga sedikit tips ini sanggup bermanfaat. Be smart with your money! (BR)
Sumber http://www.terapikeuangan.com
Sumber https://oketemplatenews.blogspot.com